Hak Allah
Friday, 26 July 2013
0
komentar
Oleh: Ustaz Yusuf Mansur;
Banyak kesulitan, kalau Allah berkehendak, maka kesulitan itu tidak
jadi masalah buat kita. Banyak permasalahan, kalau Allah berkehendak,
maka permasalahan itu tidak jadi masalah buat kita. Sebab kesulitan dan
permasalahan hadir, tentunya kehendak Allah juga. Lagipun Allah yang
kasih soal, Allah pula yang kasih jawabannya.
Penduduk negeri ini, secara makro, alhamdulillah masih punya
ketahanan mental yang bagus. Masih shalat, masih puasa, masih ngaji,
masih zikir, masih punya rasa hormat, masih sedekah di saat kesulitan,
dan lain-lain sifat positif. Sehingga alhamdulillaah segala kenaikan
harga dan hilangnya barang bahkan, di bulan suci Ramadhan ini relatif
tidak jadi keributan nasional yang mengarah kepada anarki.
Mudah-mudahan momentum berpuasa tambah menjadikan kita semua kuat,
sabar, ikhlas, dan tenang menghadapi situasi apapun. Namun sebagai
renungan, sesungguhnya, secara mikro, secara individu-individu, manusia
Indonesia, rasanya punya ujian masing-masing. Ada yang punya hutang tak
terbayar, ada yang belum kunjung menikah, ada yang sedang diuji dengan
kesehatannya, ada yang sedang diuji dengan rumah tangganya. Ada yang
sedang diuji dengan anak keturunannya, ada yang sedang diuji dengan
sekolah dan kuliahnya, pekerjaan dan usahanya, dan ada yang diuji dengan
Patungan Usahanya, he he he. Itu saya ya? He he he.
Maka bila itu terjadi, coba lihat hak-hak Allah. Jangan-jangan
hak-hak Allah selama ini terabaikan. Kurang terpenuhi dengan baik.
Penuhi hak-hak Allah, maka Allah akan lebih perhatikan kita semua.
Tapi bila kita mau sedikit merenungi hak-hak Allah, atau kewajiban
kita kepada Allah, sampai ke perbuatan-perbuatan yang Allah senangi
(mustahab/sunnah), rasanya kita akan jatuh satu demi satu. Sehingga
boleh jadi situasi sulit dan permasalahan yang terjadi, terdengar
seperti peringatan bagi kita.
“Dan kami timpakan sebagian azab dunia kepada mereka sebelum datang azab yang besar, supaya mereka kembali.” (as Sajdah: 21).
Kalau kita ambil garis lurus, kehidupan sehari-hari, selama 24 jam,
maka kita bakal tahu betapa kita sungguh telah banyak menyimpang. Allah
menyuruh kita bangun malam, sebagai amalan awal, yang Allah sangat
sukai, termasuk witir. Lalu Allah mendatangi kita, dan menunggu kita
datang, untuk sujud, ruku, dan berdoa kepada-Nya. Tapi apa yang terjadi?
Kita mengabaikan. Tidak menaruh perhatian sangat. Seadanya. Malah
cenderung bener-bener melupakan.
Allah menyuruh kita beristighfar di waktu sahur, baca Qur’an jelang
shubuh, plus puncaknya shalat shubuh berjamaah di masjid. Ternyata
segala amalan yang menjadi hak Allah di awal pagi ini, plus amalan yang
Allah sukai, sudah berantakan. Bagaimana dengan amalan di pagi, siang,
sore, dan malam hari? Seperti dhuha, shalat berjamaah setiap waktu,
bersedekah, bertasbih pagi dan petang, bershalawat, berzikir, berbuat
baik. Bisa-bisa skornya jelek sekali.
Belum lagi soal maksiat kita, soal dosa kita, soal kita yang senang
menyakiti orang, senang membuat orang rugi, cara kita mencari rizki, dan
lain sebagainya, yang menambah penilaian wajar : Wajar jadi orang susah.
Kembalilah kepada Allah
Penuhi hak-haknya Allah
Insya Allah, Allah
akan membantu kita di setiap keadaan
sumber : http://www.rumahzakat.org/
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Hak Allah
Ditulis oleh Investasi
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://investasiakhiratku.blogspot.com/2013/07/hak-allah.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Investasi
Rating Blog 5 dari 5