Ramadhan Saat Tepat Perbaiki Diri

Posted by Investasi Thursday 11 July 2013 0 komentar
Berpuasa itu tak hanya sekedar menahan makan & minum. Sering kita mendengar nasihat-nasihat seperti itu, terkhusus di bulan suci Ramadhan, bulan penuh limpahan barakah. Sebuah nasihat yang ringan untuk diucapkan, namun sangat berat utk diamalkan. Demikianlah, sebuah amalan yang akan mengantarkan seorang mukmin meraih predikat takwa ini, tak cukup dilakukan hanya dengan asal tak makan dan tak minum saja, tanpa memperhatikan adab dan etika puasa yang telah dituntunkan syari’at yang agung ini.

Begitu besar pahala yang Allah SWT. janjikan untuk hamba-Nya yang berpuasa, juga menjadikan puasa itu sendiri sebagai benteng dari api neraka, sangat berat untuk ditunaikan dengan sempurna jika tak mengikuti rambu-rambu syar’i yang telah digariskan oleh Allah SWT. dan Rasul-Nya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Inilah rambu pertama yang harus dilalui, seorang muslim hendaknya membangun ibadah puasanya di atas pondasi iman yang benar & niat yang ikhlas untuk mendapatkan pahala dan keutamaan dari Allah SWT., bukan karena ingin dipuji atau sekedar ikut-ikutan tetangganya yang sedang berpuasa. Termasuk berpuasa dengan niat untuk menjaga kesehatan, atau menjaga berat badan supaya tetap ideal, ini semua merupakan niatan yang hendaknya dibuang jauh-jauh.

Rambu berikutnya yang mesti dilalui adalah sebagaimana yang diisyaratkan oleh Nabi SAW. dalam sabdanya:
“Barangsiapa yang tak meninggalkan perkataan  dusta, beramal dengannya, dan tindakan bodoh, maka Allah tak membutuhkan usaha dia dlm meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Al-Bukhari)

Maksud dari hadits ini adalah jika seorang yang berpuasa tak bisa menjaga lisan dan anggota badannya dari ucapan dan perbuatan yang haram, maka Allah SWT. tak akan memberikan pahala atas puasanya, meskipun selama sehari penuh dia menahan lapar dan dahaga.

Walaupun setiap hari dia juga banyak melakukan shadaqah dan membaca Al-Qur’an, namun dia tak menjauhkan diri dari perkataan kotor dan perbuatan keji, maka puasa yang dia lakukan tak akan bernilai di sisi Allah SWT.

Sehingga upaya untuik memperbanyak amal kebajikan harus berjalan beriringan dengan upaya untuk membersihkan diri dari segala bentuk kemungkaran. Tidak bisa dipisahkan antara keduanya.

Puasa Ramadhan Mengantarkan kepada Al-Jannah
Suatu ketika, ada seseorang yang datang kepada Nabi SAW. dan bertanya;
Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang jika aku kerjakan, aku akan masuk al-Jannah (Surga).”

Maka Rasulullah SAW. bersabda:
“Engkau beribadah kepada Allah dan tak menyekutukan-Nya, engkau menegakkan shalat fardhu, menunaikan zakat yang wajib, dan berpuasa Ramadhan.” (HR. Muslim)

Dari hadits di atas, nampak bahwa ibadah puasa Ramadhan yang akan mengantarkan pelakunya kepada pintu al-jannah adalah manakala amalan puasanya tersebut juga diiringi dengan:

1. Beribadah kepada Allah SWT. dan tak menyekutukan-Nya (tidak berbuat syirik).
2. Menegakkan shalat fardhu lima waktu.
3. Menunaikan zakat, baik zakat mal (harta) maupun zakat fitrah.

Di samping memaksimalkan nilai ibadah puasa dengan memperbanyak amal shalih dan meninggalkan kemungkaran, seorang muslim hendaknya juga menjalankan beberapa ketaatan sebagaimana yang disebutkan dalam hadits di atas. Dan inilah sesungguhnya amal shalih yang paling besar karena amalan-amalan tersebut termasuk rukun Islam. Puasa Ramadhan tidaklah bermanfaat kalau satu saja dari amalan-amalan ketaatan tersebut ditinggalkan.

Termasuk puasa Ramadhan yang bisa mengantarkan ke dalam al-Jannah adalah ketika puasanya itu juga diiringi iman kepada Allah SWT. dan Rasul-Nya dengan  realisasi (pengamalan) yang tepat.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menegakkan shalat, dan berpuasa Ramadhan, maka wajib bagi Allah untuk memasukkannya ke dalam al-Jannah.” (HR. Al-Bukhari)

Inti dari pengamalan iman kepada Allah SWT. adalah dengan  mentauhidkan-Nya, dan inti dari pengamalan iman kepada Rasulullah SAW. adalah dengan berpegang teguh kepada sunnahnya, menaatinya, dan menjadikan beliau sebagai teladan dalam seluruh aspek kehidupan, baik dldalam hal ibadah, muamalah, akidah (keyakinan), maupun akhlak.

Ramadhan Bukanlah Momen untuk “Beristirahat” dari Maksiat
Sebagian orang menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai momen untuk “beristirahat” dari berbagai maksiat yang biasa dia lakukan di luar bulan Ramadhan. Namun, ternyata di benaknya masih ada niatan untuk mengulangi lagi kebiasaan jelek tersebut selepas Ramadhan. Bagaimana orang yang seperti ini keadaannya?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menjelaskan ;
“Orang yang meninggalkan maksiat pada bulan Ramadhan, dan di antara niatnya adalah akan mengulanginya lagi pada selain bulan Ramadhan, maka dia termasuk orang yang terus-menerus (berbuat maksiat itu) juga.” (Majmu’ Fatawa)

Yang demikian itu disebabkan karena di antara syarat taubat adalah meninggalkan perbuatan maksiat dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. Sehingga apabila seseorang telah meninggalkan suatu perbuatan maksiat, namun masih ada padanya keinginan dan tekad untuk mengulanginya lagi, maka dia belum dikatakan orang yang jujur dan sungguh-sungguh dalam taubatnya.

Allah SWT. menyebutkan beberapa sifat orang yang bertakwa dalam surat Ali ‘Imran ayat 133-136, di antaranya adalah:
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? dan  mereka tak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (Ali ‘Imran: 135).

Sehingga tak sepantasnya bagi seorang muslim untuk “meliburkan diri” dari kemaksiatan pada bulan Ramadhan, sementara di hatinya masih ada keinginan untuk mengulanginya lagi pasca bulan suci tersebut. Ramadhan bukan momen untuk “beristirahat” dari maksiat, akan tetapi bersegeralah untuk bertaubat dan hentikan segala bentuk kemaksiatan mulai saat ini dan seterusnya serta bertekad untuk tak mengulangi lagi.

Wallahu a’lamu


sumber : www.blogsoto.com

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Ramadhan Saat Tepat Perbaiki Diri
Ditulis oleh Investasi
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://investasiakhiratku.blogspot.com/2013/07/meraih-keutamaan-ramadhan-dengan-banyak.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Anda Ingin Tampil Gaya / Beda? (Klik Disini) => Jaket Kulit Asli Pria dan Wanita - M u r a h By: TV | INVESTASI AKHIRATKU.